Selasa, 26 September 2017

Hubungan Motivasi Diri seorang Pemimpin terhadap Kualitas Kerjanya

              Motivasi berasal dari dalam diri tiap individu. Motivasi terbentuk dari sikap individu dalam menghadapi situasi apapun. Motivasi juga berarti perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.

            Di dalam lingkungan industri dan organisasi, baik di perusahaan maupun suatu komunitas tertentu, kinerja perusahaan/komunitas tersebut ditentukan oleh kualitas seorang pemimpin (leadership) yang ada didalamnya. Seorang pemimpin juga terbiasa untuk memberi motivasi kepada bawahannya agar tujuan-tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Tetapi disisi lain, terkadang seorang pemimpin  kehilangan motivasinya untuk terus mengembangkan dirinya sendiri. Lalu, bagaimana cara jika seorang pemimpin mengalami hal tersebut? Ya, tentu saja hal tersebut hanya dirinya sendiri yang bisa mengatasinya. 

            Hal yang harus selalu diingat, bahwa posisi seorang pemimpin merupakan suatu pembuktian bahwa sesungguhnya dirinya sudah memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri serta karakter dan tahu bagaimana cara untuk bertahan dengan diri sendiri. Selain itu, untuk memotivasi diri sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu tetap fokus pada tujuan yang ingin dicapai, konsisten, dan bulatkan tekad bahwa segala rintangan dapat dihadapi.
         
         Jika kualitas seorang pemimpin sudah terbukti baik, maka dirinya bisa dipercaya untuk membimbing dan memotivasi para bawahannya. Salah satu caranya, yaitu memberi kemampuan pada pegawai sesuai dengan kapasitasnya. Sebab, jika pegawai harus mengerjakan suatu pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi sementara kapasitas dirinya rendah dapat dipastikan ia akan stress dan merasa frustasi. Di sisi lain, seorang pegawai dengan kemampuan tinggi diberi pekerjaan dengan tingkat kesulitan rendah,  ia akan merasa bosan dan merasa tidak dihargai. Untuk itu, seorang pemimpin harus pandai menyeimbangkan antara tantangan pekerjaan dengan kapasitas pegawainya. Lalu, bila hubungan keduanya didasari oleh motivasi yang kuat, tercukupi, dan seimbang satu sama lain, maka kualitas kinerja dan kerja sama yang dilakukan antara pemimpin dan bawahannya dapat terjalin dengan baik sehingga tujuan-tujuan yang sudah direncanakan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal.