Rabu, 23 Oktober 2019

Sistem Informasi Psikologi - Tugas 2

Nama : Alda Amalia
Npm : 10516488
Kelas : 4PA10


Untuk membangun sistem informasi psikologi, kita perlu menyiapkan kebutuhan untuk elemen sistem dan karakter sistem yang akan dibangun.

1. Uraikan menurut anda, elemen dan karakter sistem yang dibutuhkan tersebut.
Jawab :
A. Elemen Sistem
    Elemen sistem adalah bagian terkecil dari sistem yang dapat diidentifikasikan. Jika sebuah sistem cukup besar yang terdiri dari subsistem-subsistem, maka elemen sistem terdapat pada tingkatan yang paling rendah yang dapat dikategorikan sebagai individu. Menurut Amsyah (20015), modul sistem terdiri dari empat subsistem, yaitu :
1. Masukan (input)
        Mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen dasar.

2. Proses
       Bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.

3. Keluaran (output)
      Keluaran merupakan hasil dari pemrosesan yang merupakan suatu informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem

4. Mekanisme Kontrol
           Mekanisme pengendalian diwujudkan dengan menggunakan umpan balik yang telah mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

B. Karakter Sistem
    Menurut Jogianto (2005) dan Hutahean (2015), sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yakni:
1. Komponen 
    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan Sistem (boundary)
       Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (environtment)
       Lingkungan luar sistem adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (interface)
       Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsitem ke subsistem lain. 

5. Masukan Sistem (input)
      Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi, sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. 

6. Keluaran Sistem (output)
       Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. 

7. Pengolah Sistem
     Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem
      Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2. Berikan contoh untuk model sistem informasi psikologi secara manual.
Jawab:
        Salah satu contoh model sistem informasi psikologi yang digunakan secara manual adalah program SPSS. Program ini memang dibuat untuk membantu berbagai bidang ilmu dalam mempermudah pengembangan ilmu tersebut. Psikologi pun menggunakan aplikasi ini dalam membantu mengolah data dan menghitung data penelitian. Data yang bisa diaplikasikan dalam SPSS adalah data secara kuantitatif. Hal ini merupakan kerjasama antar bidang ilmu komputer dan psikologi yang pada akhirnya bermanfaat untuk peningkatan kualitas psikologi itu sendiri.
        Contoh lainnya juga terdapat E-Counseling, yaitu suatu media komunikasi yang baru dimana media tersebut menawarkan proses psikoterapis dan dapat memberikan intervensi psikoterapi melalui internet, dimana proses terapi terlebih dahulu dilakukan melalui media ini untuk kemudian menyusun rencana dalam melakukan intervensi psikologi secara face-to-face akan dilakukan. Fungsi dari E-Counseling adalah untuk membantu terapis dalam mengumpulkan sejumlah data yang terkait dengan kliennya sebelum akhirnya terapis dan klien sepakat untuk bertemu secara langsung untuk melakukan proses terapis selanjutnya.












Daftar Pustaka:

Amsyah, Z. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

Hutahean, J. (2015). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish Publisher

Jogianto, H.M. (2005). Sistem teknologi informasi. Yogyakarta: ANDI.

Jumat, 27 September 2019

Sistem Informasi Psikologi - Tugas 1

Nama  : Alda Amalia
NPM    : 10516488
Kelas   : 4PA10


Bagaimana pendapat Anda, apa yang dimaksud dengan sistem informasi psikologi?

1. Apa itu sistem?
  • Menurut Kristanto (2003), sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk untuk melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
  • Menurut Marimin, Tanjung, & Prabowo (2006), sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.
  • Menurut Kusrini (2007), sistem adalah sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu.
  • Menurut Gaol (2008), sistem adalah hubungan satu dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • Menurut Gasong (2018), sistem adalah seperangkat elemen yang saling berhubungan satu sama lain.
Dari definisi tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang saling berhubungan satu sama lain dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lingkungan yang kompleks.


2. Apa itu informasi?
  • Menurut Mustakini (2000), informasi merupakan data yang telah diolah ke dalam bentuk yang lebih berarti, berguna, atau bermanfaat bagi orang yang menerimanya. Hasil pengolahan data tersebut menggambarkan kejadian (event) yang nyata (fact) yang dapat digunakan untuk membuat atau mengambil keputusan.
  • Menurut Kadir (2003), informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.
  • Menurut Amsyah (2005), informasi adalah data yang sudah diolah ke dalam bentuk tertentu sesuai dengan keperluan pemakaian informasi tersebut.
  • Menurut Kusrini & Koniyo (2007), informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.
  • Menurut Istijanto (2010), informasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan data yang lebih berarti atau bermakna setelah melalui proses pengolahan.
Dari definisi tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data yang telah diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang meningkatkan pengetahuan dan bermanfaat bagi orang yang menerimanya.


3. Apa itu psikologi?
  • Menurut Basuki (2008), psikologi adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari perilaku sebagai manifestasi dari kesadaran proses mental, aktivitas motorik, kognitif, dan juga emosional.
  • Menurut Spector (2008), psikologi adalah ilmu tentang perilaku, kognisi, emosi, dan motivasi manusia (dan bukan manusia).
  • Menurut Sarwono (2009), psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dan hewan, ilmu yang mempelajari hakikat manusia, dan ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
  • Menurut Walgito (2010), psikologi adalah ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu. Perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut dalam pengertian luas, yaitu perilaku yang tampak atau perilaku yang tidak tampak, demikian juga dengan aktivitas-aktivitas tersebut di samping aktivitas motorik juga termasuk aktivitas emosional.
  • Menurut King (2014), psikologi adalah kajian ilmiah mengenai perilaku dan proses-proses mental.
Dari definisi tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia sebagai hasil dari kesadaran proses mental, aktivitas motorik, dan juga emosional serta interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya baik berupa manusia lain maupun bukan manusia (hewan, iklim, kebudayaan, dsb).


4. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi psikologi?
  • Berdasarkan definisi dari beberapa tokoh di atas mengenai sistem, informasi, dan psikologi, maka menurut pendapat saya dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang berisikan sekumpulan data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang yang menerimanya mengenai ilmu pengetahuan tentang tingkah laku manusia (psikologi).


CONTOH KASUS

Sosial media dan beberapa aplikasi smartphone sangat banyak membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ada marketplace sebagai tempat berbelanja, sosial media dan messaging app seperti whatsapp, line, dan instagram yang digunakan sebagai alat komunikasi dan bertukar kabar satu sama lain, serta penggunaan google maps untuk mencari rute jalan. Aplikasi-aplikasi tersebut sangat berfungsi dengan baik untuk membantu permasalahan sehari-hari manusia pada masa kini. Namun, penggunaan yang berlebihan dan sudah menjadi kebiasaan membuat manusia lebih dominan pada dunia maya daripada kehidupan secara nyata (real). Sebagai contoh dalam penggunaan google maps sangatlah membantu untuk mencari alamat yang dituju, akan tetapi hal tersebut membuat manusia menjadi jarang bertanya secara langsung kepada orang lain di jalan ketika ingin mencari suatu alamat, sehingga sifat sosial dari manusia menjadi berkurang. Penggunaan sosial media juga sangat berpengaruh, tetapi menjadi tidak baik apabila digunakan sebagai media untuk memprovokasi orang lain.

SOLUSI

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, yaitu manusia yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi satu sama lain, sehingga manusia harus tetap berkomunikasi langsung terhadap manusia lainnya. Pergunakanlah sosial media dan aplikasi smartphone dengan tujuan yang baik.







DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Z. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Basuki, A.M.H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Gaol, C.J.L. (2008). Sistem informasi manajemen pemahaman dan aplikasi. Jakarta: Grasindo.

Gasong, D. (2018). Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.

Istijanto. (2010). Riset sumber daya manusia: cara praktis mengukur stres, kepuasan kerja, komitmen, loyalitas, motivasi kerja, & aspek-aspek kerja karyawan lainnya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kadir, A. (2003). Pengenalan komputer. Yogyakarta: ANDI.

King, L.A. (2014). Psikologi umum: sebuah pandangan apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika.

Kristanto, A. (2003). Jaringan komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusrini. (2007). Strategi perancangan dan pengelolaan basis data. Yogyakarta: ANDI.

Kusrini, & Koniyo, A. (2007). Tuntunan praktis membangun sistem informasi akuntansi dengan visual basic dan microsoft SQL server. Yogyakarta: ANDI.

Marimin, Tanjung, H., & Prabowo, H. (2006). Sistem informasi manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Grasindo.

Mustakini, J.H. (2000). Pengenalan komputer. Yogyakarta: ANDI.

Sarwono, S.W. (2009). Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers.

Spector, P.E. (2008). Industrial and organizational psychology (5 ed.). Hoboken: John Wiley & Sons.

Walgito, B. (2010). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: ANDI.




Selasa, 12 Maret 2019

Tokoh Bertalenta ( Pendiri Taman Siswa) - Ki Hajar Dewantara

             

                Ki Hajar Dewantara, lahir di Pakualaman pada tanggal 2 Mei 1889. Terlahir dengan nama kecil Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga bangsawan keraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, saat genap berusia 40 tahun mengubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.
          Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh nasional dalam masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang penulis, jurnalis, tokoh politik dan pelopor pendidikan bagi bangsa Indonesia saat zaman penjajahan Belanda.
         Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda). Setelah itu, sempat melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), namun tidak sampai tamat dikarenakan sakit, kemudian Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, diantaranya De Express, Midden Java, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Poesara, Tjahaja Timoer dan Sedyotomo. Ia juga aktif di seksi propaganda organisasi Boedi Oetomo.
         Ki Hajar menempuh pendidikan tinggi hingga memperoleh Europeesche Akta, ijazah pendidikan bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Ki Hajar juga mempelajari berbagai ide dari tokoh pendidikan dari barat dan India yang menjadi landasan dalam mengembangkan sistem pendidikan Indonesia.
Tahun 1919, Ki Hajar kembali ke Indonesia dan bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan mengenai pentingnya rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan.
Pemikirannya tentang tujuan pendidikan, yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, adat, budaya, etnis, suku, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan lain sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang berasas Pancasila. Menurutnya, pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdeka dan independent secara fisik, mental dan spiritual, pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual sebab akan memisahkan dari orang banyak, pendidikan hendaknya memeperkaya setiap individu, tetapi perbedaan dari tiap individu harus tetap dipertimbangkan dan pendidikan hendaknya memperkuat rasa percaya diri serta mengembangkan harga diri. Pemikirannya tersebut tentang pendidikan sudah tercantum dalam kurikulum di Indonesia pada saat ini yang menitik beratkan kepada tiga ranah pendidikan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor tidak hanya kepada intelektual siswa.
Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama dan pada tahun 1957, ia mendapat gelar doktor kehormatan Doctor Honoris Causa ( Dr.H.C.) dari universitas tertua di Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, Ki Hajar Dewantara dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.
Hari kelahiran Ki Hajar Dewantara pada tanggal 2 Mei dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ki Hajar kemudian meninggal dunia di kota Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959. Ia dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
Kuatnya pengaruh Ki Hajar Dewantara di dunia pendidikan Indonesia membuat semboyan hidupnya diabadikan dalam logo pendidikan bangsa  Indonesia. Semboyannya tersebut berbunyi :
  1. Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi contoh)
  2. Ing madya mangun karsa (di tengah memberi semangat) 
  3. Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan)
        Semboyan tersebut masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan di Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Taman Siswa.










Sumber:
https://www.infoakurat.com/2018/04/biografi-ki-hajar-dewantara.html
https://notepam.com/ki-hajar-dewantara/
https://www.biografiku.com/biografi-ki-hajar-dewantara/

Senin, 04 Juni 2018

Review Jurnal Psikologi & Teknologi Internet


Nama               : Alda Amalia (10516488)
Kelas               : 2PA10
Mata Kuliah    : Psikologi dan Teknologi Internet

REVIEW JURNAL 

  • Judul : Internet use and Problematic Internet Use: a systematic review of longitudinal research  trends in adolescence and emergent adulthood.
  • Jurnal : International Journal of Adolescence and Youth.
  • Volume & Halaman : Vol. 22 (4), Hal 430-454.
  • Tahun : 2017.
  • Penulis : Emma Louise Andersona, Eloisa Steenb dan Vasileios Stavropoulosa.
  • Reviewer : Alda Amalia
  • Tanggal : 31 Mei 2018.
  • Latar Belakang Penelitian : Dalam dekade terakhir, Penggunaan Internet telah tumbuh secara eksponensial dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, menyediakan komunikasi global, akses ke informasi, dan penyediaan hiburan. Ini telah menjadi sangat sentral dalam populasi dewasa remaja dan muncul untuk siapa literasi teknologi sangat penting untuk bekerja dan bermain. Peran signifikan internet dalam kehidupan populasi ini jelas, dengan 81% remaja yang memiliki akses ke komputer yang melaporkan menggunakan internet setiap hari untuk komunikasi dengan rekan-rekan mereka. Namun, garis antara Penggunaan Internet (IU) dan Penggunaan Internet Bermasalah (PIU) terasa overstepped dengan penggunaan Internet yang tinggi sejauh 'kecanduan' menjadi fokus dari banyak penelitian global dan 'Gangguan Gaming Internet' yang diusulkan sebagai suatu kondisi yang membutuhkan penelitian lebih lanjut oleh American Psychiatric Association (2013). PIU terdiri dari area penting penelitian sebagai konsekuensi negatifnya telah ditemukan berdampak pada fungsi sehari-hari, hubungan interpersonal, dan kesejahteraan emosional. Bahkan, gejala PIU mirip dengan mereka yang menderita kecanduan terkait zat, termasuk perilaku tak terduga dan suasana hati. Area ini sangat relevan untuk remaja (12 - 17 tahun) dan orang dewasa yang muncul (18 - 29 tahun) karena mereka mengakses Internet lebih dari kelompok usia lain.
  • Tujuan Penelitian : Untuk memetakan penelitian longitudinal di bidang Penggunaan Internet (IU) dan Penggunaan Internet Bermasalah (PIU) pada remaja dan orang dewasa yang muncul.
  • Subjek Penelitian : Populasi remaja (12 - 17 tahun) dan orang dewasa yang muncul (18 - 29 tahun) dalam total 29 studi.
  • Metode Penelitian : Pencarian database komputer ScienceDirect, PubMed, dan Penelusuran Akademik Lengkap dilakukan pada 13 Juni 2016, pencarian ini menghasilkan total 670 hasil yang termasuk hasil berikut di setiap database: ScienceDirect (181), PubMed (291) dan Academic Search Premier, (lebih dari 28.000 hasil awal, kemudian terbatas pada bidang psikologi yang menghasilkan 198 hasil. 
  • Alat Ukur Penelitian : Instrumen yang paling banyak digunakan dalam penelitian longitudinal IU dan PIU adalah Internet Addiction Test (IAT), Compulsive Internet Use Scale  (CIUS) dan  Chen Internet Addiction Scale (CIAS). 
  • Hasil Penelitian : Penelitian yang melibatkan IU-PIU berfokus pada efek-efek individual sementara pada tingkat tertentu mengabaikan pengaruh prediktor kontekstual dan yang berhubungan dengan aktivitas. Asalkan perkembangan perilaku yang menempatkan remaja / dewasa yang muncul pada akhir tertinggi kontinum IU-PIU dipengaruhi oleh ketiga bidang ini, penekanan yang lebih seimbang di antara faktor-faktor individu, kontekstual dan terkait Internet perlu diadopsi oleh penelitian longitudinal masa depan untuk mencapai wawasan yang komprehensif ke dalam perilaku IU-PIU dewasa remaja / emergent. Ini dapat lebih efektif menginformasikan kebijakan pencegahan dan intervensi yang dapat memaksimalkan manfaat IU dan meminimalkan dampak negatif dari PIU di masa muda.